Senin, 25 Oktober 2010

ini (bukan) gw boy


What should I do??
Who I am??
When I will die??
Why I'm here??
Where is my goal??
How to get my dream??



I can't answer it, would you please help me??? >.< *Frustrated

Minggu, 24 Oktober 2010

Wanita-wanita yang meginspirasi hidup gw


Dalam hidup gw banyak hal yang berusaha menghancurkan impian, dan menjenuhka fikiran, tapi bagi gw ada banyak alasan yang membuat gw untuk tetap bertahan. Jika nggak maka sudah lama gw mengakhiri petualangan gw dan menjadi kenangan bagi banyak orang. Alasan gw bukanlah sebuah mimpi apalagi cita-cita, alas an gw tetap bertahan hanyalah CINTA. Yap kecintaan gw pada Nyokap dan Bokap yang selalu menjadi tameng terbesar dalam hidup gw ketika kekeliruan dan kesalahan tengah menggoda. Gw hanya tak ingin mellihat wajah duka di keduanya. Dosa besar dan kesalahan besar jika gw berbuat hal demikian.

Belakangan gw menyadari, hidup yang gw jalanin kian tak berarti. Gw benci bersembunyi dibalik titel ‘hebat’ yang disandangkan banyak orang. Mungkin hanya titel karena mereka melihat gw hanya dari luar saja. Diantara kisah-kisah gw hadir banyak orang-orang yang menginspirasi
 Nyokap. Yap bagi gw beliau sudah seperti peri yang bahkan jauuh lebih hebat dari perinya Dulce Maria. Bagi gw beliau adalah lulusan psikologi terbaik di dunia, yang dengan ketenangan dan pengetahuan beliau yang dalam tentang kehidupan membuat gw mampu bertahan dan struggling dengan kehidupan. 
Bagi gw beliau adalah lulusan matematika terhebat yang pernah ada. Bukan dengan hitungan matematis namun sanggup memperkirakan hasil yang baik dan benar buat gw dalam perjalanan hidup gw. 
Beliau juga lulusan sastra terpopuler dihati gw. Dengan rangkaian kata-katanya mampu membakar semangat gw, dan bahkan mamp meluluh lantak an setiap keegoisan gw. Mungkin lo semua bakal jawab ‘nyokap gw juga begitu’ tapi bagi gw nyokap gw adalah nyokap juara umum sedunia. Beliau psikolog, scientist, sastrawati, bahkan chef terbaik yang pernah ada.
(Gw memang gak melupakan andil bokap, namun ini edisi wanita inspiratif dalam hidup gw. Gw gak bakal sanggup melihat beliau tanpa ada senyum terlukis di wajahnya. Lov u mama..

Seorang konselor, motivator, dosen, bahkan kakak bagi gw, itu semua ada dalam satu orang, gw suka panggil ’ibuk’ ke dia. Yap, beliau wanita hebat di mata gw. Saat gw merasa mati dengan kehidupan meliau mampu membuat gw kembali cerah dan merasa hidup gw masih panjang. Beliau gw kenal saat gw masih SMP, waktu itu beliau menjadi pembina OSIS di smp gw dan gw bagian dari pengurusnya. Singkat memang perkenalan gw, namun entah gimana awalnya yang pasti saat ini gw merasa beliau bagian dari wanita yang menginspirasi gw. Ketenangan dan ketulusannya menghadapi gw yang akhirnya mampu membuat gw menangis dan mengungkapkan semua yang pernah gw pendam lama dan bahkan ingin gw kuburkan. Seperti sebuah dendam dan duka masa lalu yang bahkan gw tak sanggup bercerita atau sekedar menuliskan agar orang lain tau apa yang gw rasa. 
Lebay mungkin lo melihatnya, namun lo akan tau rasanya ketika lo adalah seorang diri tanpa ada tempat berbagi dan kemudian datang seseorang menawarkan diri mungkin lo akan bahagia setengah mati...




Teman gw yang sering gw panggil 'oreo'. Gw punya banyak teman. Namun yang satu ini sangat menginspirasi. Ketenangannya dan ketulusannya bersahabat. Saat gw nyaris tanpa pegangan dia datang mengulurkann tangan dan dengan tenang mendengarkan kisah gw yang bahkan gw sendiri gak ngerti gw bercerita apa. Namun dengan bodohnya gw tak pernah tau sebesar apa kesedihan yang pernah dia lalui...
Mungkin tak pantas gw bercerita tentang kisahnya disini, namun sahabat gw ini adalah seorang adik yang harus kehilangan kakaknya karena suatu penyakit yang dia sendiri harus mempelajari penyakit-penyakit tersebut selama  masa kuliahnya. Namun dia bertahan dan tetap mencirikan kekuatan. Saat itu lah gw merasa menjadi orang paling lemah. Gw hanya tergugu diam dan berfikiran buruk dengan diri sendiri saat banyak cobaan dan hal yang harus gw perjuangkan. Oreo, gw gak akan pernah lupa lagi ’count of me dari Bruno Mars’ yang pernah lo rekomendasiin ke gw. Tu lagu, lu banget. Thanks yaa..Oreo gw yakin lw pasti bisa melewati semuanya :D :D

Diam itu Mati


Bagi gw diam itu adalah bukti kematian kreatifitas gw. Ketika gw memutuskan diam saat ini lah klimaks dari apa yang gw rasa, apakah itu klimaks kesedihan, kekecewaan, bahkan klimaks kebahagiaan gw terdiam. Gw bukan manusia datar tanpa ekspresi, tapi gw bukan manusia ekspresif yang kadang tak mampu menahan diri..

Gw lebih memilih diam bukan dalam artian tenang, hanya saja itu menjadi koping yang belakangan gw sadari bukan lah koping yang adaptif. Gw menghindar dari masalah dan menganggap semua telah musnah kemudian dengan tanpa dosa memulai kembali hidup baru. Kadang cara ini ampuh namun banyak yang akhirnya justru berbelit-belit yang membuat gw sesak nafas seperti plasenta yang melilit leher bayi kala dalam kandungan ibunya.

Gw masih gak habis pikir entah sejak kapan gw menjadi manusia melankolis yang mendadak mendramatisir keadaan, entah ini pengaruh hormon atau proses pendewasaan kata rekan sejawat gw. Aneh memang, gw merasa asing dengan diri sendiri dan menginginkan ketenangan masa lampau yang pastinya adalah sebuah kemustahilan untuk hal yang sama.

Lo pernah bayangin tentang kebencian meliputi pandangan lo?? Yah sepertii kebencian Voldemort dalam serial Harry Potter terhadap keluarga besar James yang notabene adalah Ayahnya Harry Potter… Gw bukan mau menulis resensi Serial harry Potter hanya saja ingin menggambarkan seperti Voldemort lah perasaan gw saat ini.

Selama ini banyak orang menganggap gw hidup tanpa masalah dan penuh tawa karena kebiasaan ngocol gw yang suka bikin mereka tertawa. Lantas ketika gw bersedih terdiam dan tanpa kata, gw menarik diri dari semua tanpa ada yang menyadari. Setelah semua membaik dengan cara gw, gw berusaha kembali mencitrakan diri yang bahagia. Gw menyadarii gw hanya menjadikan lelucon bagian dari aktualisasi, bagian dari pembuktian diri kalau gw udah terbebas dari ikatan kesedihan.

Kepasrahan gw akan kehidupan beberapa tahun belakangan justru mengantarkan gw dalam kejenuhan, ibarat punuk merindukan bulan gw menanti sebuah keajaiban. Sebuah perubahan yang datang tanpa ada pergerakan itu adalah hal yang mustahil namun gw berharap. Memulai sesuatu yang lo tidak suka dengan tampang sangat terpesona dan jatuh cinta adalah sebuah kebodohan. Apalagi lo mampu bertahan selama bertahun-tahun dan berusaha menciptakan kesan kebahagian.

Gw bukan mau menggurui, tapi sekarang gw coba merenung. Mencari celah perasaan gw agar bisa dimasukan kebenaran. Jiwa gw berasa mati, seperti jasad tak berpenghuni gw menjalankan rutinitas. Jiwa gw berasa kosong, bahkan mati. Setiap hari berjalan ke kampus dengan rutinitas, (seperti) tertawa dengan teman-teman gw, dan semua gw nikmati (tampaknya). Apalagi yang pantas lo sebut akan hak itu selain kematian jiwa??