Senin, 01 Agustus 2011

Memaafkan masa lalu


Mengikhlaskan masa lalu dan memaafkannya memang tak semudah membalikan telapak tangan. Setidaknya itu yang gw rasakan beberapa tahun belakangan. Berimbas banyak pada sikap, perilaku, dan kehidupan gw meski tak banyak yang menyadarinya. Ketika masa lalu menjadi momok yang menakutkan, hingga membayangkannya pun terasa begitu menyakitkan. Meski kadang gw sendiri tak paham masa alu seperti apa yang telah menghantui gw, atau lebih tepatnya gw tak berani memutuskan masa lalu mana yang mengganggu gw.

Seperti sebuah ketakutan, yang ketika kita terus berusaha untuk menghindar maka akan semakin sulit untuk berdamai dengan ketakutan itu sendiri. Gw mencoba mencari jalan lain untuk menghindari rasa takut yang ada dalam hati namun mau tidak mau hal tersebut akan tetap gw temui kemana pun gw pergi hingga ketika waktunya dating gw tercekap dan terjadi perubahan sikap begitu drastis.

Suatu ketika seorang sahabat yang mengetahui segelintir ketakutan gw berkata “ikhlaskan masa lalumu, maafkan masa lalumu, karena hanya itu satu-satunya cara agar kau bias menerima hari ini dan bersiap untuk hari esok”. Berkali-kali rasanya gw telah mengikhlaskan semua atau lebih tepatnya hanya berusaha untuk melupakan dan menghindarinya.

Seperti telah merusak alam bawah sadar gw, sehingga ketika saat itu dating maka akan banyak kesalahan bodoh yang gw lakukan sehingga menyebabkan orang sekitar gw menjadi kesal dan menganggap gw tak lebih dari seorang bodoh yang tak pernah tahu tujuannya hidup.

Jujur gw lelah untuk terus bersama masa lalu, namun tak satupun tempat gw temukan yang cocok untuk mengadu. Tuhan tentu saja, gw terus berdoa supaya gw mengikhlaskan semua. Bahkan ketika harus menuliskan yang gw rasakan dalam sebuah tulisan tanpa identitas gw tak pernah sanggup. Perasaan gw selalu mengatakan gw dalam keadaan baik-baik saja tanpa permasalahan apapun dan menganggap ringan setiap masalah di depan gw. Belakangan gw sadar ada hal yang selama ini membuat gw selalu menghindar dan mencoba seolah-olah tak bermasalah.

Setidaknya malam ini gw merasakannya, seperti menonton kembali ketakutan-ketakutan gw yang gw sendiri masih mencari ketakutan seperti apa yang terus ada. Meski menangis gw hanya merasakan kelegaan yang semu, karena ketika dating waktunya gw akan seperti seorang yang dihadapkan pada phobianya dan harus melawan phobia tersebut dalam hitungan detik.

Mengikhlaskan masa lalu, ya gw harus mengikhkaskan semua. Entahlah masa lalu seperti apa yang harus gw ikhlaskan tapi setidaknya gw berbahagia dengan semua masa lalu. Atau memaafkan masa lalu, ya memaafkan masa lalu. Meski tidak perlu bersalaman untuk semua kata maaf, namun gw yakin memaafkan masa lalu akan membuat gw tenang.

Dan pertanyaannya sekarang, sanggupkah gw mengikhlaskan dan memaafkan masa lalu itu? Atau adakah jalan yang akan gw temukan untuk menuju kesitu? Atau akankah gw temukan seseorang yang menuntun gw ke jalan tersebut? Entahlah.. semoga saja…

"Ada dua pilihan utama dalam kehidupan: menerima keadaan sebagaimana adanya atau menerima tanggung jawab untuk mengubahnya. Jadi, berdamailah dengan masa lalu dan maknailah masa lalu dengan benar, maka hidup Anda akan jauh lebih indah”

-Dennis Waitley-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar